Semoga bermanfaat

Kombinasi dari rumusan kata per kata yang memiliki isi dan makna tersendiri. Semoga dapat memberi manfaat bagi yang membaca. Salam kenal dari saya. ^^

Jumat, 15 Januari 2021

Latihan Tes Morfologi

 1.  Apa yang dimaksud dengan satuan atau bentuk linguistik? Berilah contoh !

Jawab :

Satuan atau bentuk linguistik adalah satuan-satuan bahasa yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal. Contohnya, wacana, kalimat, klausa, frasa, kata, morfem.

 

2 .a. Apa yang dimaksud dengan bentuk tunggal?

 b. Apa yang dimaksud dengan bentuk kompleks?

 c. Nomor 2a dan 2b masing-masing berilah contoh!

Jawab:

a.   Bentuk tunggal adalah salah satu gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi dan belum mendapat afiks (imbuhan) atau bentuk yang belum mendapat afiksasi.

b.   Sedangkan, yang dimaksud dengan bentuk kompleks adalah satuan yang terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil dan bentuk yang sudah mendapat afiks atau bentuk yang sudah mengalami afiksasi.

c.   Contoh bentuk tunggal : jalan

Contoh bentuk kompleks: kecintaan, kelamaan, melupakan.

3. a. Jelaskan dengan contoh bentuk bebas!

  b. Jelaskan dengan contoh bentuk terikat

                Jawab:

a.   Bentuk bebas adalah satuan bentuk linguistik yang dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, dan bentuk yang belum mendapat afiksasi, dan memiliki arti leksikal. Contohnya: pensil, celana, roda, tari,

b.  Bentuk terikat adalah bentuk linguistik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, dan bermakna gramatikal. Contohnya: dari, ke, dan, di, jika, karena.

 

4.  Jelaskan perbedaan bentuk terikat secara morfologis dengan sintaksis

                Jawab: 

            Bentuk terikat morfologis ialah bentuk yang hanya dapat dipakai dalam tuturan biasa. Jika melekat pada bentuk lain, dan bersama-sama membentuk sebuah kata, misalnya mencari.

            Bentuk terikat sintaksis adalah bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, tetapi secara gramatis mempunyai sifat bebas dan pemakaiannya selalu terikat pada bentuk lain yang bersama-sama membentuk satuan-satuan sintaksis. Misalnya, di pada bentuk di Semarang.


5. a. Jelaskan dengan contoh pengertian bentuk dasar!

    b. Jelaskan dengan contoh pengertian bentuk asal!

                Jawab:

a. Bentuk dasar adalah bentuk baik tunggal maupun kompleks yang menjadi dasar bentukan    bagi bentukan yang lebih besar.

b. Bentuk asal adalah satuan yang paling kecil yang menjadi asal suatu kata kompleks. Contohnya: kata kelanjutan, terbentuk dari bentuk asal lanjut mendapat imbuhan afiks ke-an menjadi kelanjutan, kemudian mendapat imbuhan afiks ber- menjadi berkelanjutan.

      

6.  a.  Jelaskan dengan contoh pengertian unsur !

     b. Jelaskan dengan contoh pengertian unsur langsung !

     c. Bagaimana cara menetukan unsur-unsur pada kata kompleks ?

                Jawab:

a.  Unsur  adalah bentuk-bentuk yang membangun bentuk kompleks. Contohnya:  bersamaan.

b.  Unsur langsung adalah bentuk-bentuk yang langsung membentuk bentuk kompleks. 

     Contohnya:  berjalan, bersama, bermain, bersepeda.

c.  Penentuan unsur langsung sebuah bentuk kompleks dapat dilakukan dengan

     1. Mencari kemungkinan adanya satuan yang satu tingkat lebih kecil.

    2. Berdasarkan faktor arti atau makna.

Majemuk, Idiom, dan Frasa

Konsep dan Perbedaannya


1. Pendahuluan

Penggabungan kata atau pemajemukan (compounding) merupakan salah satu proses pembentuk kata. Pembentukan kata itu merupakan proses yang produktif dalam hampir semua bahasa. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, terdapat bentuk kaki yang berarti anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan, (dari pangkal paha ke bawah) dan meja berarti perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar sebagai daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya (KBBI, 2009).  Untuk mewadahi konsep bagian bawah meja, penopang, atau penyangga meja digunakan proses penggabungan kata kaki dengan meja menjadi kaki meja dengan analogi kaki manusia yang berarti bagian bawah meja.

Ada beberapa istilah untuk menyebut hasil penggabungan kata itu. Misalnya, Alisjahbana (1953) menggunakan istilah kata majemuk yang merujuk pada gabungan dua buah kata atau lebih yang memiliki makna baru. Definisi itu merupakan identitas idiom (lihat Katamba 1994:291). Fokker (1951) menggunakan istilah kelompok kata yang dibedakan menjadi kelompok erat  untuk menyebut idiom dan kelompok longgar untuk bukan majemuk. C.A. Mees (1957) menggunakan istilah kata majemuk dan aneksi. Istilah pertama untuk idiom dan terakhir untuk yang nonidiomatis. Kridalaksana (1989) menggunakan istilah paduan leksem atau kompositum. Sama dengan Alisjahbana, Alwi (1998) dan Moeliono menyebut penggabungan kata dengan majemuk.

Dari beberapa pendapat di atas diketahui bahwa istilah majemuk lebih banyak digunakan untuk merujuk pada gabungan dua atau lebih leksem atau ata. Para ahli hanya berbeda pendapat dalam memberi istilah untuk tiap-tiap gabungan kata yang memiliki makna idiomatis dengan yang tidak.  Oleh karena itu, sering muncul pertanyaan apakah majemuk itu berbeda atau sama dengan idiom atau bahkan dengan frasa?

 

2. Analisis

Majemuk (Compounds)

Untuk menampung konsep yang belum terwadahi dalam sebuah kata, digunakan gabungan kata atau leksem yang dikenal dengan mejemuk, kompositum, atau perpaduanyang dalam bahasa Inggris disebut dengan compounds. Kata kunci dari majemuk adalah gabungan kata atau leksem. Menurut Bauer (1988), majemuk adalah leksem baru hasil dari gabungan dua leksem atau lebih. Katamba (1994:291) mengatakan bahwa majemuk adalah kata yang terdiri atas, minimal, dua dasar yang tiap-tiap dasar dapat berdiri sendiri. Kridalaksana (2008) menyebutnya sebagai gabungan leksem dengan leksem yang seluruhnya berstatus sebagai kata yang memiliki pola fonologis, gramatikal, dan semantis yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan.

Untuk mengidentifikasi antara majemuk dan bukan majemuk,  Kridalaksana (2007) merumuskan tiga hal berikut.

  • Ketaktersisipan. Di antara komponennya tidak dapat disisipi apa pun. Misalnya, angkat bicara merupakan majemuk karena tidak dapat disisipi apa pun. Bandingkan dengan alat negara yang merupakan frasa karena dapat disisipi dari.
  • Ketakterluasan. Komponennya tidak dapat diafiksasi dan dimodifikasi,  kecuali keseluruhan. Misalnya, kereta api tidak biasa dibentuk menjadi perkerataan api. Bentuk itu hanya dapat diperluas semua komponennya menjadi perkerataapian.
  • Ketakterbalikan. Komponennya tidak dapat dipertukarkan. Misalnya naik daun tidak dapat dibalik menjadi daun naik tanpa mengubah maknanya.

 

Idiom (Idioms)

Idiom adalah entitas leksikal yang lebih berfungsi sebagai sebuah kata, walapun terdiri atas beberapa kata (Katamba, 1994:291). Kridalaksana (2007) mendefinisikan idiom sebagai konstruksi yang maknanya tidak sama dengan makna komponennya. Kridalaksana juga membedakan idiom dari semiidiom. Semiidiom menurutnya adalah konstruksi yang salah satu komponennya mengandung makna khas yang ada dalam konstruksi itu saja, misalnya mata kaki  dan harga diri.

Di Scullio dan Williams (dalam Katamba, 1994) menyebut idiom dengan istilah listemes karena kata tersebut harus listed  dalam leksikon yang kekhasan maknanya tidak tunduk pada kaidah.

Literasi

 Apa itu literasi?

    Istilah literasi selalu  berkaitan dengan  kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Berkembangnya zaman, pemahaman, dan penalaran, literasi tidak selalu identik dengan hal tersebut. Literasi bisa sangat luas cakupannyaKirsch dan Jungeblut dalam buku Literacy: Profile of America’s Young Adult mendefinisikan literasi kontemporer sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi tertulis atau cetak untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Dalam perkembangan waktu juga, pengertian literasi bukan hanya berkaitan dengan keaksaraan atau bahasa, tetapi berkembang menjadi konsep fungsional pada dasawarsa 1960-an, yaitu literasi berkaitan dengan berbagai fungsi dan keterampilan hidup (Sofia Valdivielso Gomez, 2008). 

    Konsep Literasi dipahami sebagai seperangkat kemampuan mengolah informasi, jauh di atas kemampuan menganalisa dan memahami bahan bacaan. Dengan kata lain, literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga mencakup bidang lain, seperti ekonomi, matematika, sains, sosial, lingkungan, keuangan, bahkan moral (moral literacy).

Dalam dunia pendidikan, serbuan teknologi informasi yang semakin gencar dalam dunia pendidikan menggunakan istilah multiliterasi, bahkan multiliterasi kritis (critical multiliteracies). Secara sederhana dapat dikatakan istilah ini menunjukan pada kondisi mampu secara kritis menggunakan berbagai wahana dalam berkomunikasi.~

Kamis, 18 Juni 2020

Contoh Feature

Dari Petani untuk Calon Jurnalis

Dari Kadun, 24 Juni 2015

        Kesadaran bahwa pendidikan begitu penting bagi anak-anaknya dan kewajiban menuntut ilmu menjadi penyemangat bagi Kadun untuk memperjuangkan keinginan anaknya menjadi calon jurnalis. Tak mengenal apa pekerjaan yang ia lakoni dan tak perduli berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anaknya.

        Sejak tahun 2010, anaknya mulai duduk dibangku perkuliahan. Bermodalkan hasil sawah yang didapatkannya ketika musim panen lalu, ia mampu memasok kebutuhan biaya yang harus dibayarnya. Mulai dari pembayaran DPP jurusan Komunikasi yang agak mahal, semua pembayaran dikampus hingga pembayaran uang kos.

        Kadun adalah seorang petani di sebuah desa yang terletak di kecamatan Pandaan, kabupaten Pasuruan. Umurnya yang sudah setengah abad tak mengahalangi niat baik anaknya untuk menuntut ilmu. Dia tak pernah bosan menjalankan rutinitas yang sudah lama ia lakoni sejak kecil. Mulai berangkat kesawah sebelum matahari terbit kemudian pulang untuk sholat dhuhur dan kembali lagi kesawah sampai sebelum matahari tenggelam.

   "Begitulah rutinitas saya setiap hari, kami tak menyebutnya ke sawah melainkan ke kantor. Bukan hanya orang kota saja yang ke kantor. Petani seperti saya juga ke kantor, yakni sawah, ucapnya dengan sedikit tawa.

        Bapak beranak tiga ini tak ingin nasib anaknya berakhir seperti dirinya yang harus putus sekolah sejak Sekolah Dasar lantaran keterbatasan dana. Ia memang lahir dari keluarga miskin pasangan petani Syukur (alm) dan Warsini (alm). Semua pekerjaan ia lakoni untuk menutupi biaya hidupnya. Mulai menjadi petani, tukang panggul gabah hingga menjadi makelar gabah di desanya.

        Jika petani lain akan kaya dengan hasil panennya ketika waktu panen tiba, tidak dengan petani yang satu ini. Pekerjaan yang dilakoninya sebagai makelar gabah di desanya menuntutnya untuk berhutang demi menutupi pembayaran gabah yang dijual kepadanya. Dia harus mengangkut gabah yang dijual kepadanya, satu-persatu karung gabah diangkutnya ke gudang dengan motor Suzuki yang sudah tua. Karung demi karung diangkatnya ke atas timbangan untuk ditimbang. Kemudian ditatanya dengan rapi tumpukan gabah itu didalam gudang menunggu giliran untuk dijemur dan menunggu waktu yang tepat untuk dijual agar mendapatkan keuntungan yang sepadan. Akan tetapi, tak jarang juga ia mengalami kerugian jika sewaktu-waktu harga gabah atau kedelai turun.

        Baginya, tak gampang menjadi seorang petani. Ia harus mampu memutar otak agar hasil panen bisa mencukupi semua kebutuhan hidup. Meskipun hasil panen jika dihitung kelihat banyak, tetapi sebenarnya keuntungan yang didapatkannya tak sebanding dengan modal yang digunakan untuk menanami kembali sawahnya dan perawatannya.

  

Arti Penting Pendidikan

        Meskipun ia hanya seorang petani, tetapi dia begitu mengerti akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Ia paham bahwa perkembangan dunia tidak dapat dipungkiri akan bertambah maju. Jika anak-anaknya tidak mengenyam pendidikan, maka akan jauh tertinggal dibelakang. Ini semua dilakukannya lantaran memang sudah kewajibannya sebagai orang tua untuk menyekolahkan anaknya.

         Kalau orang di desanya memilih untuk mencukupkan pendidikan anaknya sampai bangku sekolah menengah keatas, tidak dengan Cak Kat, sapaan akrabnya. Cak Kat begitu miris melihat realitas apa yang terjadi didesanya. Padahal menurutnya kalau dilihat dari sisi ekonomi, mereka lebih mampu bahkan berlebih jika mau menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.

         Sedikit bercerita tentang keadaan kampungnya, cak kat mengatakan bahwa dari ratusan anak muda di desa, bisa diitung dengan jari yang mau meneruskan pendidikannya dan tau arti pentingnya pendidikan. Sebagian dari orang tua masih belum mengerti akan pentingnya menuntut ilmu, begitu juga dengan anak-anaknya. Yang terlintas dipikiran masyarakat hanya bagaimana mendapatkan kerja bermodalkan ijazah SMA.

         Bahkan masyarakat sudah pesimis terlebih dahulu tidak akan mampu menyelesaikan administrasi pembayaran selama sekolah. Padahal, kalau mereka niat dan mau pasti akan dipermudah jalannya oleh Allah, rezeki itu sudah ada yang mengatur, apalagi buat pendidikan ada saja rezeki yang datang ketika tiba waktu pembayaran ujarnya dengan yakin.

         Cak Kat begitu bersyukur anak-anaknya mengerti akan pentingnya pendidikan. Ia hanya perlu mendukung dan mendoakan. Sosok yang begitu ramah ini tak ingin apa yang ia alami dialami pula oleh anaknya. Ia berusaha sekuat tenaga bahkan rela mengorbankan apapun demi anaknya. Satu hal yang dipikirkannya hanyalah bagaimana mencari rezeki yang barokah untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Tak peduli bagaimana keadaan tembok rumah yang mulai mengelupas, tak peduli atap rumah yang mulai bocor dan tak peduli betapa tuanya motor yang menemani aktivitasnya sehari-hari. Baginya kalau semua masih bisa digunakan, ia tidak akan mengganti dengan yang baru.

         Menurutnya, menuntut ilmu sampai setinggi-tingginya itu penting. Orang yang berilmu dan dapat bermanfaat bagi masyarakat akan mempunyai derajat tersendiri. Tak mau kalah dengan anak-anaknya, ia juga menuntut ilmu dengan caranya sendiri. Suami dari Nasiah ini secara rutin membaca tafsiran ayat demi ayat yang terdapat di Al Quran untuk mendamaiakan hati dan pikirannya. Dengan begitu, berarti ia sudah menambahkan sedikit ilmu ke memory yang dipunyainya untuk diamalkan suatu saat nanti ketika dibutuhkan.

  

Pandangannya Tentang Jurnalis

        Kadun sebagai sosok ayah sekaligus kepala keluarga tak memaksakan anaknya untuk mengikuti kehendaknya dalam menentukan masa depan. Ia percayakah semua masa depan kepada anaknya masing-masing. Karena menurutnya, yang akan menjalani kehidupan itu anaknya bukan dirinya, ia hanya perlu mengarahkan serta mendoakan apa yang dilakukan anaknya untuk meraih masa depan yang diinginkan.

         Termasuk pilihan yang dijalankan putri kedua-nya yang memilih untuk menggeluti dunia jurnalistik. Sebenarnya cak kat kurang setuju dengan pilihan anaknya, akan tetapi ia sadar bahwa bidang itu yang diminati putri semata wayangnya. Baginya menjadi seorang jurnalis itu cukup berat, seorang jurnalis harus lari kesana kemari mengejar narasumber untuk mendapatkan informasi. Seorang jurnalis harus dituntut untuk hidup dibawah tekanan garis kematian. Seorang jurnalis tentu bakal menghabiskan waktunya untuk terjun di lapangan dengan resiko kematian yang mengancam kapanpun, apalagi kalau misalkan nantinya akan ditugaskan di daerah konflik.

         "Sebenarnya saya lebih setuju kelak anak saya menjadi seorang guru lantaran ia seorang perempuan," ucap pria ramah ini. 

        Namun, ia sadar tak mungkin ia memaksakan kehendaknya. Ia begitu menyayangi putra-putrinya dengan caranya sendiri. Sosok ayah satu ini membiarkan anaknya untuk menempuh jalan kesuksesannya masing-masing. Entah apa yang bakal dilakukan anaknya, asalkan itu pekerjaan yang halal dengan sepenuh hati orang tua akan mendukung dan senantiasa mendoakan.

        "Kita tak akan tau apa yang akan terjadi dimasa depan, yang terpenting sekarang kita berusaha dan berdoa. Semua sudah ada yang menentukan," lontar cak Kad dengan yakin dan mantap.

         Mengakhiri ceritanya, sebagai orang tua ia berharap dimanapun putra putrinya berada, kelak anak-anaknya mampu mengamalkan ilmu yang diperolehnya saat ini untuk turut memajukan bangsa dan Negara. Ia berharap kelak anaknya akan bermanfaat bagi masyarakat. Sebab ia percaya bahwa sebaik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.


Analisis Wacana Kritis

        Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk nantinya disadari telah dipengaruhi oleh si penulis dari berbagai faktor. Selain itu terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

        Analisis wacana yang dimaksudkan adalah sebagai upaya pengungkapan tujuan tersembunyi dari subjek (penulis) yang mengemukakan suatu pernyataan. analisis wacana kritis menggunakan bahasa bahasa dalam teks yang dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis dalam AWK berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa yang dianalisis oleh AWK bukan menggambarkan aspek bahasa saja, tetapi juga menghubungkannya dengan konteks. Konteks dalam hal ini berarti bahasa yang dipakai untuk tujuan tertentu termasuk di dalamnya praktik kekuasaan. AWK melihat bahasa sebagai fakta penting, yaitu bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan-ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat.

        Teun van Dijk (1998) mengemukakan bahwa AWK digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis, diantaranya politik, ras, gender, kelas sosial, hegemoni, dan lain-lain. Selanjutnya Fairclough dan Wodak (1997: 271-280) meringkas tentang prinsip-prinsip ajaran AWK sebagai berikut:

1)      Membahas masalah-masalah sosial

2)      Mengungkap bahwa relasi-relasi kekuasaan adalah diskursif

3)      Mengungkap budaya dan masyarakat

4)      Bersifat ideologi

5)      Bersifat historis

6)      Mengemukakan hubungan antara teks dan masyarakat

7)      Bersifat interpretatif dan eksplanatori

ANALISIS WACANA KRITIS (AWK)



A.    Pengertian Analisis Wacana Kritis
        Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk nantinya disadari telah dipengaruhi oleh si penulis dari berbagai faktor. Selain itu harus disadari pula bahwa di balik wacana itu terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.
                             
B.     Karakteristik Analisis Wacana Kritis
         Berikut ini disajikan karakteristik penting dari analisis wacana kritis. Bahan diambil dari tulisan Teurn A. van Dijk, Fairclough, Wodak.

1.      Tindakan
         Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action). Dengan pemahaman semacam ini mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan internal. Orang berbicara atau menulis bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara untuk dirinya sendiri, seperti kalau orang sedang mengigau atau di bawah hipnotis. Seseorang berbicara, menulis, dan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Dengan pemahaman semacam ini, ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebagainya. Seseorang berbicara atau menulis mempunyai maksud tertentu, baik besar maupun kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran.              

2.      Konteks
         Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Mengikuti Guy Cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi: siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa;  bagaimana perbedaan tipe dan perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk masing-masing pihak. Tiga hal sentaralnya adalah teks, konteks, dan wacana.Teks (semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi semua jenis ekspresi komunikasi). Konteks (memasukan semua jenis situasi dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, situasi dimana teks itu diproduksi serta fungsi yang dimaksudkan). Wacana dimaknai sebagai konteks dan teks secara bersama. Titik perhatianya adalah analisis wacana menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam proses komunikasi. Titik tolak dari analisis wacana di sini, bahasa tidak bisa dimengerti sebagai mekanisme internal dari linguistik semata, bukan suatu objek yang diisolasi dalam ruang tertutup. Bahasa di sini dipahami dalam konteks secara keseluruhan.
         Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi wacana. Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana. Jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dalam banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Misalnya, seseorang berbicara dalam pandangan tertentu karena ia laki-laki, atau karena ia berpendidikan. Kedua, setting sosial tertentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti suatu wacana. Misalnya, pembicaraan di tempat kuliah berbeda dengan di jalan. Setting, seperti tempat itu privat atau publik, dalam suasana formal atau informal, atau pada ruang tertentu memberikan wacana tertentu  pula. Berbicara di ruang kelas berbeda dengan berbicara di rumah dan juga di pasar, karena situasi sosial atau aturan yang berbeda.

Selasa, 26 Juli 2016

Ini Lebaran



Pagi cerah menjelang
Takbir berkumandang
Pelataran masjid penuh orang berkain putih putih
Ini lebaran
Penuh suka dan cita
Penuh ramah tamah dan keakraban
Bermaaf-maafan
Ini lebaran
Pintu rumah terbuka di mana-mana
Berduyun orang pergi ke rumah saudara
Baju rapih khas muslim muslimah hilir mudik sepanjang jalan
Oh senangnya
Damainya

by nichlanadya

puisi

AIR


Seperti burung merpati yang ingin terbang melambung tinggi ke angkasa
Namun tak kuasa
Seperti burung merpati yang ingin berkicau nyaring layaknya burung pipit
Namun tak bisa
Ini lah aku senandung suara yang  sedang berbunga
Ingin suka cita menabur keharuman
Ingin suka cita membagi keceriaan kebahagiaan
Tapi bungaku berbunga saat musim kering kerontang
Berbunga tapi sekarat air
Air yang diharapkan tak kunjung ada
Hanya tetesan yang bertetes dengan ragu
Entah dunia apa ini
Sialnya dunia di sampingku tak sekering kerontang duniaku
Ada rumput hijau yang tumbuh subur
Dengan air yang mengalir
Air ? mengalir?
Apakah  air itu sama dengan airku
Yang telah membuatku berbunga
Tetapi tiba tiba berubah menjadi tetesan air 

by nichlanadya

Selasa, 05 April 2016

Sepotong Jiwa yang Bisa dalam Beragam Rupa




Seusai melewati jalan yang berliku, berkelok kelok dan berangin tibalah penulis di sebuah tempat. Apabila dilihat dari fisiknya tidak begitu teristimewa sebenarnya, terkesan simpel dan minimalis. Ukurannya tidak begitu lebar maupun panjang. Jauh dari suasana ketenangan kecuali saat tengah malam tiba. Di ruangan tersebut sering muncul beragam ekspresi yang dihadirkan oleh orang orang yang berkunjung. Penulis berharap saat dia menginjakan kaki dalam ruangan tersebut dan berniat tinggal beberapa saat di ddalam ruangan tersebut, dia juga akan tertular sedikit keberkahan dari  pencipta ekspresi-ekspresi hangat dan murni sehingga dapat membantu penulis untuk memotivasi dan menyelesaikan tugas merangkai kata dan bahasa dalam suatu bentuk kajian pada sebuah puisi.
Istilah untuk memulai dan membiasakan sesuatu harus dipaksa mungkin ada benarnya. Saat penulis mendapat tugas untuk lebih mendalami dan menelaah mengenai puisi mau tidak mau harus membiasakan berdekatan dengan puisi atau seperti istilah yang sering digunakan yakni PDKT (pendekatan) dengan puisi. Penulis yang dulunya terkesan acuh tak acuh kepada puisi sekarang mulai tertarik dan merilik lirik atas keberadaan puisi dan berusaha mengenalnya lebih dalam dengan menelaah makna yang terkandung didalamnya, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Ketertarikan tersebut semakin kuat saat penulis berusaha menyelami puisi-puisi yang terdapat dalam buku “Perayaan Laut” karya Setia Naka Andrian. Beliau  sebagai  sumber ide dalam buku tersebut merupakan sosok yang berpengalaman, bisa terlihat pada bagian buku beliau halaman 106. Penulis semakin dibuat tertarik terhadap puisi.  Hal itu semakin mengerut ketika pandangan penulis tertuju pada sebuah puisi berjudul “Emansipasi Mutakhir”. Saat membaca judulnya penulis bertanya-tanya kemutakhiran yang seperti apa yang dimaksud. Rangkaian kata-kata yang indah, penyusunan diksi yang tersusun rapi dan penuh makna semakin membuat penulis menjadi tertarik dan penasaran.
Persamaan antara pria dan wanita apabila diibaratkan sudah sama, lalu apa yang kemungkinan terjadi selanjutnya , kontribusi apa yang bisa diberikan atau dilakukan oleh si wanita. Apakah akan terjadi kemajuan peradaban yang signifikan atau bahkan malah berdampak sebaliknya. Disisi lain posisi wanita sebenarnya masih memiliki tanggungan lahiriah yang tetap tak jauh dari urusan dapur, urusan anak ataupun mengenai urusan tentang mendampingi pria. Apakah memang masih perlu kesamaan hak seutuhnya antara wanita dan pria? Emansipasi yang seperti apa yang pas ditujukan bagi kaum wanita dengan tidak melalaikan tanggungan lahiriah mereka.
Dilihat dari segi ekonomi, apabila emansipasi berguna untuk membantu peningkatkan kemakmuran keluarga manusia sepertinya akan sama saja dan tidak akan ada ujungnya karena manusia sering merasa selalu kurang. Apalagi jika pada akhirnya emansipasi untuk mendorong kemakmuran ekonomi tersebut menjadi jalan wanita untuk menjajakan dirinya sebagai kupu kupu dini hari dan berpulang saat fajar. Semakin mengkhawatirkan lagi apabila suatu saat emansipasi mutakhir terus berjalan tanpa batas dan henti, anak-anak kota semakin sulit menghafal jati diri mereka dari ibu karena akibat sudah dibiasakan diurus oleh orang lain sebagai efek kesibukan dari kedua orang tuanya, terutama ibu.  



Nama  : Nichlatul Nadya Ulfa
NPM   : 14410123
Kelas   : 4 C

(NB; alhamdulillah akhirnya tulisan ini bisa termuat juga guna memenuhi tugas kuliah dalam blog setelah beberapa kali terjadi pengiriman gagal sejak kemarin ^^ #jaringan kurang mendukung )

Minggu, 15 Maret 2015

Partisipasi Mahasiswa untuk Koban Tanah Lonsong Banjarnegara


Relawan mahasiswa Universitas PGRI Semarang mengadakan penggalangan bantuan untuk berpatisipasi  membantu korban bencana tanah longsor di Banjarnegara Jawa Tengah. Hal itu serempak dilakukan satu minggu setelah bencana itu terjadi. Seperti yang terjadi pada tanggal 16 Desember 2014. Mereka melakukan kegiatan penggalangan bantuan dengan berbagai cara untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar.
            Berita bencana tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara (12/12) cukup menggemparkan masyarakat Indonesia. Terutama di wilayah provinsi Jawa Tengah, termasuk kota Semarang. Hal itu membuat para mahasiswa Universitas PGRI Semarang ingin memupuk rasa empati dan solidaritas kemanusiaan terhadap korban bencana tanah longsor. Bantuan tersebut bermacam-macam bentuknya, bisa berupa sumbangan uang, pakaian, bahan makanan, ataupun peralatan-peralatan yang dapat berguna bagi para korban bencana. Bahkan, bantuan secara psikologis juga bisa diterima.
Mereka terdiri dari berbagai organisasi mahasiswa, mulai dari organisasi-organisasi tingkat progam studi, organisasi  tingkat fakultas, hingga organisasi tingkat universitas. Seperti BEM, Himpunan Mahasiswa, UKM-UKM , dan komunitas-komunitas di kampus. Walaupun kegiatan tersebut dilakukan secara terpisah-pisah, mereka memiliki niat yang sama untuk membantu korban bencana.

Di waktu-waktu antara jam perkuliahan, mereka menyempatkan diri untuk berkumpul di pos-pos tertentu yang sudah disepakati sebelummnya. Lalu mereka menggalang bantuan bagi korban bencana. Kegiatan itu dilakukan dari pagi sampai sore hari, tapi tentu saja secara bergantian. Contohnya yang dilakukan oleh UKM musik , IMMORTAL. Mereka bernyanyi di depan klinik Universitas PGRI dari pagi hinggga sore hari.